Jakarta: Google telah membeberkan rencananya untuk secara langsung mengintegrasikan model bahasa AI canggih karyanya, dikenal masyarakat sebagai Gemini, ke smartphone Android mulai tahun 2025 mendatang.
Mengutip Gizmochina, langkah ini merupakan kelanjutan dari pengenalan Gemini Nano sebelumnya, versi lebih kecil dari model AI yang masih memerlukan akses internet. Dengan menyematkan model lebih bertenaga secara langsung di perangkat, pengguna tidak perlu lagi membutuhkan konektivitas konstan untuk fitur dengan dukungan AI tertentu.
Hal ini tentu akan meningkatkan baik pengalaman pengguna maupun soal privasi. Google Gemini Ultra merupakan model bertenaga mengusung 1,56 triliun parameter, menempatkannya pada posisi yang sama dengan OpenAI GPT-4 soal pemahaman bahasa dan kemampuan generatif.
Mengintegrasikan Gemini Ultra berpeluang untuk memperkenalkan serangkaian fitur dan fungsionalitas baru untuk pengguna Android. Namun analis mengekspresikan kekhawatiran mereka sebab kemajuan yang ada saat ini mungkin tidak cukup menarik untuk mendorong peningkatan secara luas dari perangkat yang sudah ada.
Kendati terdapat pandangan yang beragam, Google, bersama dengan perusahaan teknologi lainnya, berinvestasi secara signifikan pada chatbot dan asisten virtual yang didukung AI. Rebranding aplikasi Google Bard menjadi Gemini adalah salah satu contohnya.
Investasi ini selaras dengan visi CEO Google Sundar Pichai terkait kemampuan agen AI terpadu yang mampu membantu pengguna di seluruh ekosistem Google dengan lancar. Integrasi model AI lebih canggih ke ponsel Android pada tahun 2025 merupakan peralihan potensial ke arah pengalaman mobile lebih terpersonalisasi dan lebih cerdas, cakupan perubahan ini masih butuh waktu pembuktian.
Sebelumnya, dalam unggahan di blog resminya, Google menyampaikan bahwa aplikasi Google Pay akan berhenti beroperasi di Amerika Serikat. Versi mandiri dari aplikasi ini tidak akan lagi tersedia setelah tanggal 4 Juni 2024, dan pengguna bisa beralih ke Google Wallet.
Fitur yang tidak lagi dapat dimanfaatkan pengguna setelah aplikasi ini berhenti beroperasi adalah pembayaran P2P, menemukan penawaran dan diskon, serta mengelola dana di platform. Namun, aplikasi Google Pay ini akan tetap tersedia di pasar lain seperti India dan Singapura.
Google mengungkap bahwa meski digunakan oleh jutaan pengguna di lebih dari 180 negara, Google Pay merupakan versi desktop di ChromeOS, macOS, dan Windows PC. Di perangkat mobile, Google Pay merupakan bagian dari ekosistem Google Wallet, yang juga tersedia dalam versi aplikasi untuk perangkat Android dan iOS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mengutip Gizmochina, langkah ini merupakan kelanjutan dari pengenalan Gemini Nano sebelumnya, versi lebih kecil dari model AI yang masih memerlukan akses internet. Dengan menyematkan model lebih bertenaga secara langsung di perangkat, pengguna tidak perlu lagi membutuhkan konektivitas konstan untuk fitur dengan dukungan AI tertentu.
Hal ini tentu akan meningkatkan baik pengalaman pengguna maupun soal privasi. Google Gemini Ultra merupakan model bertenaga mengusung 1,56 triliun parameter, menempatkannya pada posisi yang sama dengan OpenAI GPT-4 soal pemahaman bahasa dan kemampuan generatif.
Mengintegrasikan Gemini Ultra berpeluang untuk memperkenalkan serangkaian fitur dan fungsionalitas baru untuk pengguna Android. Namun analis mengekspresikan kekhawatiran mereka sebab kemajuan yang ada saat ini mungkin tidak cukup menarik untuk mendorong peningkatan secara luas dari perangkat yang sudah ada.
Kendati terdapat pandangan yang beragam, Google, bersama dengan perusahaan teknologi lainnya, berinvestasi secara signifikan pada chatbot dan asisten virtual yang didukung AI. Rebranding aplikasi Google Bard menjadi Gemini adalah salah satu contohnya.
Investasi ini selaras dengan visi CEO Google Sundar Pichai terkait kemampuan agen AI terpadu yang mampu membantu pengguna di seluruh ekosistem Google dengan lancar. Integrasi model AI lebih canggih ke ponsel Android pada tahun 2025 merupakan peralihan potensial ke arah pengalaman mobile lebih terpersonalisasi dan lebih cerdas, cakupan perubahan ini masih butuh waktu pembuktian.
Sebelumnya, dalam unggahan di blog resminya, Google menyampaikan bahwa aplikasi Google Pay akan berhenti beroperasi di Amerika Serikat. Versi mandiri dari aplikasi ini tidak akan lagi tersedia setelah tanggal 4 Juni 2024, dan pengguna bisa beralih ke Google Wallet.
Fitur yang tidak lagi dapat dimanfaatkan pengguna setelah aplikasi ini berhenti beroperasi adalah pembayaran P2P, menemukan penawaran dan diskon, serta mengelola dana di platform. Namun, aplikasi Google Pay ini akan tetap tersedia di pasar lain seperti India dan Singapura.
Google mengungkap bahwa meski digunakan oleh jutaan pengguna di lebih dari 180 negara, Google Pay merupakan versi desktop di ChromeOS, macOS, dan Windows PC. Di perangkat mobile, Google Pay merupakan bagian dari ekosistem Google Wallet, yang juga tersedia dalam versi aplikasi untuk perangkat Android dan iOS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MMI)